KUR bank jatim tertinggi, bank jabar banten kedua

Date: 16 juni 2011

Kategori : Semua Berita


 Bank Jatim kembali meraih prestasi. Laju percepatan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Jatim yang terbesar dibandingkan 12 Bank Pembangunan Daerah (BPD) lainnya. Hingga awal Juni 2011 realisasi penyaluran KUR Bank Jatim tumbuh 82,05 persen atau mencapai Rp 1,48 triliun dibandingkan akhir 2010 sebesar Rp 813,2 miliar.

Menurut Dirut Bank Jatim Hadi Sukrianto, posisi Bank Jatim tertinggi, sementara KUR Bank Jabar-Banten di urutan kedua Rp1,176 triliun. Dalam tahun ini target penyaluran KUR Bank Jatim sebesar Rp1 triliun. Jika berjalan lancar maka target akan tercapai, bahkan terlampaui, ungkap Hadi Sukrianto di Surabaya pada Rabu, 15 Juni 2011.Apalagi, ke depan kerjasama dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk menyalurkan KUR dengan pola Linkage Programe(LP) akan diintensifkan. Jika selama ini sudah 11 BPR dengan plafon rata-rata Rp 2 miliar, dalam enam bulan ke depan akan melibatkan sedikitnya 140 BPR lagi.

Direktur Agrobisnis & Usaha Syariah Bank Jatim Partono menambahkan, selain dengan BPR, penyaluran KUR Bank Jatim juga ditujukan bagi kelompok usaha mikro kecil, yang begerak di bidang usaha perdagangan, pertanian hingga jasa transportasi dengan jumlah nasabah mencapai 13.158 rekening. Dengan prinsip kehati-hatian, kualitas kelolaan KUR Bank Jatim relatif terjaga di mana ratio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) berada pada kisaran 0,83%. Sementara itu, ratio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) Bank Jatim pada 15 Juni 2011 berada pada kisaran 16% atau turun dibandingkan akhir 2010 yang berada pada level 19,4%.

Hadi Sukrianto mengungkapkan, penurunan CAR tersebut akibat dari lambannya setoran modal dari pemda selaku pemegang saham (PS) yang hingga kini hanya Rp 30 miliar sejak RUPS pada 13-14 April 2011, sementara kredit terus disalurkan hingga posisi outstanding pada akhir Mei mencapai Rp 14,229 triliun. “Pemda yang setor baru ada lima, yakni Pemkab Jombang, Pemkab Banyuwangi, Pemkab Probolinggo, Pemkab Tuban, dan Pemkab Bojonegoro. Selebihnya belum,â€Ã‚ ujar Hadi Sukrianto.

Hadi Sukrianto mengakui jika setoran modal dari Pemda lamban, dipastikan akan menghambat ekspansi kredit yang pada tahun ini ditargetkan tumbuh 25% dari outstanding kredit pada akhir 2010 sebesar Rp13,08 triliun.“Hingga akhir Mei posisi outstanding kredit Bank Jatim Rp 14,229 triliun atau tumbuh 8,78% dibandingkan akhir 2010 sebesar Rp 13,08 triliun. Kalau kredit digenjot terus sementara setoran modal lambat ya bisa mengancam CAR, kata Hadi Sukrianto.

Menurut Hadi Sukrianto, manajemen Bank Jatim ingin mengamankan posisi CAR minimal pada level 15% sebagai bentuk komitmen menjadi BPD Regional Champion. Dia menyebutkan, penetapan perubahan anggaran keuangan (PAK) tentang pembahasan tambahan setoran modal ke Bank Jatim di DPRD setempat akan digedok sekitar Juli. (win-Dinkominfo)