MOU bank jatim syariah dengan muhammadiyah jatim

Date: 12 juli 2010

Kategori : Semua Berita


MoU Bank Jatim Syariah dengan Muhammadiyah Jatim

DIREKTUR Agrobisnis & Usaha Syariah Bank Jatim Partono bersama Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim  Prof Dr Thohir Luth, menandatangani nota kesepakatan memorandum of understanding (MoU)

 Menurut Partono, MoU ini sebetulnya sebagai kristalisasi kemitraan dengan bank syariah. Bank Jatim Syariah merupakan satu di antara dua bank mitra yang menjadi pilihan PWM Jatim. “Sebelumnya, PWM Jatim menyaring delapan bank mitra khususnya bank syariah termasuk Bank Jatim Syariah. Akhirnya untuk tahap pertama yang sudah disepakati adalah Bank Jatim Syariah dan Bank BNI Syariah,” kata Partono yang didampingi Pemimpin Cabang Bank Jatim Syariah, M Pramudya Iskandar, kepada Terpercaya.

          Bank Jatim Syariah, lanjut Partono, menjalin kerjasama dengan PWM Jatim karena ingin membangun jaringan bisnis, khususnya unit usaha syariah Bank Jatim yang memang sejalur. Sebab, di situ ada potensi pembiayaan dan pendanaan di antaranya sektor pendidikan, sektor kesehatan dan sektor ekonomi. “Termasuk di dalamnya ada pengembangan usaha mikro-menengah melalui usaha di sekitar riil Ibu-ibu Aisyiyah maupun Koperasi-koperasi Syariah yang tergabung dalam BTM (Baitul Tamwil Muhammadiyah) yang dikelola lebih profesional dan tertata dengan baik,”  ujarnya.

Dalam sektor pendidikan, kata dia lagi, saat ini PWM Jatim memiliki 1.300 Taman Kanak-kanak (TK), 437 Sekolah Dasar (SD), 270 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 194 Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan total  sekitar 360 ribu  siswa. Sedangkan perguruan tinggi sebanyak enam universitas dengan jumlah mahasiswa sekitar 50 ribu. Sektor kesehatan memiliki 29 rumah sakit dan 72 klinik yang tersebar di seluruh Jawa Timur.

          Sementara dalam bidang ekonomi, PWM Jatim memiliki lebih dari 100 BTM/BMT/KJKS/Kopsyah dan satu BPRS di Pasuhuan, serta 1 BPRS lain yang sedang dalam proses pendirian. Rata-rata aset BTM/BMT Rp 3 miliar dengan kisaran aset antara Rp 2 miliar s/d Rp 20 miliar per BTM/BTM, sedangkan aset BPRS Rp 12 miliar. Disamping itu juga memiliki 173 koperasi wanita dengan 25 koperasi badan hukum (BUEKA Assakinah) dengan total aset Rp 13,9 miliar dan jumlah anggota 7.693 orang. Tak cuma itu, organisasi ini juga memiliki 328 anggota himpunan pengusaha Muhammadiyah dengan sekitar 1.700 anggota Ikatan Pengusaha Aisyiyah (IPAS).

 Peran PWM Jatim dalam bidang ekonomi secara organisasi memberikan kontribusi dana simpanan bank di Jawa Timur yang berasal dari lembaga sosial dengan estimasi 20%-30% dari DPK dari sumber tersebut. Tahun 2010, total DPK lembaga sosial sebesar Rp 2,7 triliun.  Bahkan, PWM Jatim juga memberikan kontribusi pada sektor konstruksi  Jatim melalui pembangunan belanja modal berbagai amal usaha Muhammadiyah di Jatim dengan nilai hampir Rp 200 miliar. Disamping itu juga memberikan pembiayaan pada sekitar 25.000 usaha skala mikro melalui BTM/BMT/Kopsyah dan BPRS.  “Nah, dengan potensi-potensi itu nanti akan kita petakan mana saja yang bisa diakses,” terang Partono.

Pemetaan yang dimaksud, terangnya lagi, misal di sektor pendidikan mungkin yang bisa digarap adalah SPP mulai dari TK sampai perguruan tingginya. “Walau beberapa perguruan tinggi di lingkungan PWM Jatim sudah bekerjasama dengan Bank Jatim konvensional, tapi kalau nantinya ada kebijakan harus pindah ke bank syariah, maka jangan sampai program itu lepas ke bank syariah lain, tapi yang menjadi harapan kami supaya bisa tetap berada pada Bank Jatim Syariah,” harapnya.

          Kerjasama selanjutnya tidak menutup kemungkinan dikembangkan dengan pemberian kucuran dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Jatim. “Barangkali di antara warga Muhammadiyah Jawa Timur ada yang tergolong kurang mampu sehingga perlu ada beasiswa untuk siswa-siswa pandai. Atau mungkin CSR bisa diwujudkan dengan bedah rumah, tapi semuanya harus sesuai dengan garis kebijakan CSR dari Bank Jatim sendiri,” jelasnya. Ditambahkan, pada  Desember 2010 Bank Jatim juga menjalin kerjasama dengan PWM Jatim  mengadakan Training of Trainer (ToT) guru enterpreuners yang dilakasanakan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PWM Jatim bersama Bank Jatim senilai Rp 125 juta.

          Selain Prof Dr Thohir Luth, dari PWM Jatim yang hadir dalam MoU ini antara lain Sekretaris Nadjib Hamid, Bendahara Syaifudin Zaini, Ir Muhammad Najikh (Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan), Dr Biyanto MAg (Ketua Majelis Pendidikan Pertama dan Menengah), Dr Sholihul Absor MARS (Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum), Dr Esti Martiana (Ketua Aisyiah), Drs Abdullah Smith (Dirut BUMM) dan Dra Hj Nelly Asnifati (Ketua Puskop BUEKA As Sakinah).

          Kerjasama ini, lanjut Partono, sebenarnya bisa memanfaatkan pengalaman Bank Jatim Syariah yang telah bekerjasama dengan lembaga pengembangan mikro/kecil yang dibina oleh perusahaan multinasional di Jawa Timur. “Juga meningkatkan porsi pembiayaan/kredit bagi pengembangan usaha pendidikan dan layanan kesehatan.  Ke depan Bank Jatim Syariah sebagai lembaga bisnis dan PWM Jatim beserta seluruh warganya mengharapkan kerjasama dapat memberi maslahat dan nilai lebih bagi masing-masing pihak, juga menjadi banknya warga Muhammadiyah. “Pokoknya ingat Bank Jatim Syariah, ingat Muhammadiyah. Ingat Muhammadiyah, juga ingat Bank Jatim Syariah. Insyaallah begitu,” harap Partono.

          Sebetulnya kerjasama Bank Jatim dengan PWM Jatim sudah terjalin sejak lama. Selain membiayai ToT Guru Enterpreuners,   Bank Jatim Syariah juga menyalurkan dana pembiayaan investasi Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik di Jl KH Kholil 88 Gresik sebesar Rp 4 miliar. Sementara untuk Universitas Muhammadiyah Ponorogo masih dalam pengajuan pembiayaan sebesar Rp 5.000.000.000.

          Kerjasama lain Bank Jatim konvensional dengan PWM Jatim yaitu payroll gaji dan kredit multiguna RS Muhammadiyah Jl KH Mas Mansur 180-182 Surabaya dan SD Muhammadiyah 4 Pucang Jl Pucang Anom 93 Surabaya. “Kami juga memberi kredit investasi SMP Muhammadiyah 5 Surabaya Jl Pucang Taman 1-2 Surabaya, SMA Muhammadiyah 2 Surabaya Jl Pucang Taman 1-2 Surabaya, RS Muhammadiyah Jl KH Mas Mansyur 180-182 Surabaya, Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl Sutorejo 59 Surabaya. Total penyaluran pembiayaan investasi sebesar Rp 12 miliar,” pungkasnya.